Dari Buah hatiku tercinta |
Sewaktu periksa ke dokter kandungan di sebuah klinik dekat rumah, ibu langsung bertanya bagaimana klinik ini memperlakukan ibu yang melahirkan. Ibu melihat masih ada susu formula terpampang jelas didekat apotik plus dengan tas dari susfor tersebut (wah.. pikir ibu iklan nih...). Ibu langsung bertanya ke dokter, "boleh tidak klo nanti sewaktu melahirkan ibu minta anak ibu yang baru lahir tidak diberi susfor dan tidur bersama ibu". Alhamdulillah dokter kandungan yang juga pemilik klinik tersebut langsung mengiyakan dan melihat kekhawatiran ibu sebetulnya tidak beralasan.. menurut beliau.. seorang pasien boleh mengajukan keinginan yang diinginkan dan dokter disini selalu menyarankan anak yang dilahirkan langsung ditaruh didada ibu (walau melalui operasi caesar) dan ASI langsung diberikan.. namun ternyata susfor tetap ada jika sang ibu belum mampu memberikan ASI.. ya.. tetep aja susfor yang menang..namun Alhamdulillah dokter tetap lebih mengutamakan keinginan seperti yang ibu mau. Padahal saat itu ibu dah punya second opinion untuk melahirkan di RS yang ditunjuk oleh Jamsosteknya ayah Heri. Tapi pengalaman di rumah sakit waktu kelahiran mba Rifa menjadi pelajaran ibu. Mba Rifa yang harus masuk inkubator karena berat badan kurang (2100 gram) membuat ibu yang dirawat di lantai 5 harus bolak balik ke lantai 3 tempat mba Rifa dirawat dan ternyata butuh perjuangan untuk memberikan ASI bagi mba Rifa yang mulutnya saat itu kecil sekali karena satu jam berusaha memberikan ASI hanya sedikit yang berhasil diminum mba Rifa dan ASI ibupun waktu itu belum bisa banyak keluar jadi.. susfor menjadi minuman pertama mba Rifa (sedih) namun pihak RS memberikan susfor untuk mba Rifa dengan menggunakan sendok.. Alhamdulillah jadi tidak bingung deh.. dan begitu sampe rumah mba Rifa dah bisa minum ASI langsung dari ibu...
Kelahiran mba Rifa menjadi pelajaran ibu, maka sewaktu kelahiran Mas Fakhri ibu memilih melahirkan di klinik dekat rumah mbah Uti.. karena ruangan yang terbatas maka keinginan untuk ASI langsung dan sekamar dengan bayi terlaksana.. namun.. ternyata pasca kelahiran mas fakhri tidaklah berjalan mulus karena ibu ada sedikit pendarahan dan harus dirawat ekstra guna melihat perkembangan pendarahan ibu selama 6 jam dan selama itu bayi ditempatkan di ruang bayi dan tanpa sepengetahuan ibu, mas fakhri dah diberi susfor (sedih) ibu tahunya karena suster bilang klo mas fakhri ketika diberi susfor dengan sendok maunya mencari dada ibu kok tau begitu tidak langsung diberikan kepada ibu, alasannya ibu dalam keadaan ekstra perawatan karena pendarahan (alasan). Alhamdulillah begitu Mas fakhri diberikan kepada ibu ASI langsung keluar dan Mas Fakhri bisa merasakan ASI ibu selama 2 tahun.
Kelahiran Dede Rafi lain lagi ceritanya. Waktu itu pagi hari Sabtu tanggal 24 April ibu merasakan mules yang tidak biasanya karena dah BAB kok masih tetep mules. Perkiraan dokter waktu itu sekitar awal bulan mei. Ayah Heri yang mo berangkat kerja jadi ragu-ragu namun.. ibu tetap bilang berangkat aja belom waktunya kok. Tapi kok mulesnya tidak berhenti setiap 15 menit terasa. Wah.. langsung aja telp mbah Uti untuk mengantar ibu ke Klinik dan akhirnya sampe klinik jam 9 pagi ternyata setelah diperiksa dah bukaan 3. Wah.. langsung tidak boleh pulang. Trus ibu disuruh berjalan-jalan disekitar klinik bahkan disarankan ke mall depan klinik.. biar tidak bosen (belom buka suster...). Jam 11 dokter dateng dan memeriksa ibu ternyata dah bukaan 5. Kita tunggu aja ya bu.. sampai bukaan sempurna.. namun pas jam 12.30 diperiksa ternyata ibu masih bukaan 5 dan bukaan berjalan lambat malah yang keluar tenyata darah duluan.. Ya ALlah.. ada apa ini.. langsung dokter menyarankan induksi.. . Waktu itu ibu sempet bertanya apakah ada cara lain selain induksi? karena menurut pengalaman ibu2 yang melahirkan dengan di induksi sakitnya luar biasa.. karena kedua anak sebelumnya tidak ada proses induksi semua berjalan normal. Dokter bilang bukaan ibu tidak sempurna dan darah keluar begitu deras kalo didiamkan saja resikonya malah nanti ibu bisa operasi.. wah.. jangan dok mending induksi aja deh.. Bismillah infus dipasang dan suntik induksi diberikan.. ALhamdulillah saat itu ayah Heri dah berada disamping ibu.. sampe kantor langsung ijin pulang. Saat kesakitan ayah Heri terus memberikan semangat klo ibu bisa dan anak ini pasti sehat.. maka setelah itu tepat jam 13.20 WIB lahirlah Muhammad Rafi Wicaksono dengan berat lahir 2,8 kg dan panjang 45 cm dengan selamat dan sehat.
Setelah dede keluar dan dipotong tali pusarnya langsung ditaruh didada ibu sambil sang dokter aksi jahit menjahit dan setelah dede dibersihkan dikamar itu juga langsung dede Rafi diberikan kepada ibu untuk diberikan ASI.. Ahamdulillah ASI dah keluar dan dede Rafi berhasil meminumnya.Setelah 2 jam pasca melahirkan ibu dipindahkan ke ruang perawatan dan dede Rafi pun ikut serta jadi malam itu dede Rafi tidur bersama ibu dan setiap 2 jam sekali ibu memberikan ASI walau capek namun keinginan untuk selalu memberikan ASI eklusif selama 6 bulan ditambah ASI plus MP-ASI selama 2 tahun menjadi semangat ibu untuk memberikan ASI tanpa susfor.
Alhamdulillah saat ini dede Rafi dah berusia 3 bulan 2 minggu dan ibu dah mulai beraktifitas dan masih meminum ASI yang simpan ibu selama ibu kerja. Berat dede Rafi dah 7 kg, sabtu kemaren imunisasi DPT+Hib. Semoga anak ibu yang ketiga ini.. menjadi anak yang SHOLEH, SEHAT dan PINTAR.. Amin...
Kelahiran mba Rifa menjadi pelajaran ibu, maka sewaktu kelahiran Mas Fakhri ibu memilih melahirkan di klinik dekat rumah mbah Uti.. karena ruangan yang terbatas maka keinginan untuk ASI langsung dan sekamar dengan bayi terlaksana.. namun.. ternyata pasca kelahiran mas fakhri tidaklah berjalan mulus karena ibu ada sedikit pendarahan dan harus dirawat ekstra guna melihat perkembangan pendarahan ibu selama 6 jam dan selama itu bayi ditempatkan di ruang bayi dan tanpa sepengetahuan ibu, mas fakhri dah diberi susfor (sedih) ibu tahunya karena suster bilang klo mas fakhri ketika diberi susfor dengan sendok maunya mencari dada ibu kok tau begitu tidak langsung diberikan kepada ibu, alasannya ibu dalam keadaan ekstra perawatan karena pendarahan (alasan). Alhamdulillah begitu Mas fakhri diberikan kepada ibu ASI langsung keluar dan Mas Fakhri bisa merasakan ASI ibu selama 2 tahun.
Kelahiran Dede Rafi lain lagi ceritanya. Waktu itu pagi hari Sabtu tanggal 24 April ibu merasakan mules yang tidak biasanya karena dah BAB kok masih tetep mules. Perkiraan dokter waktu itu sekitar awal bulan mei. Ayah Heri yang mo berangkat kerja jadi ragu-ragu namun.. ibu tetap bilang berangkat aja belom waktunya kok. Tapi kok mulesnya tidak berhenti setiap 15 menit terasa. Wah.. langsung aja telp mbah Uti untuk mengantar ibu ke Klinik dan akhirnya sampe klinik jam 9 pagi ternyata setelah diperiksa dah bukaan 3. Wah.. langsung tidak boleh pulang. Trus ibu disuruh berjalan-jalan disekitar klinik bahkan disarankan ke mall depan klinik.. biar tidak bosen (belom buka suster...). Jam 11 dokter dateng dan memeriksa ibu ternyata dah bukaan 5. Kita tunggu aja ya bu.. sampai bukaan sempurna.. namun pas jam 12.30 diperiksa ternyata ibu masih bukaan 5 dan bukaan berjalan lambat malah yang keluar tenyata darah duluan.. Ya ALlah.. ada apa ini.. langsung dokter menyarankan induksi.. . Waktu itu ibu sempet bertanya apakah ada cara lain selain induksi? karena menurut pengalaman ibu2 yang melahirkan dengan di induksi sakitnya luar biasa.. karena kedua anak sebelumnya tidak ada proses induksi semua berjalan normal. Dokter bilang bukaan ibu tidak sempurna dan darah keluar begitu deras kalo didiamkan saja resikonya malah nanti ibu bisa operasi.. wah.. jangan dok mending induksi aja deh.. Bismillah infus dipasang dan suntik induksi diberikan.. ALhamdulillah saat itu ayah Heri dah berada disamping ibu.. sampe kantor langsung ijin pulang. Saat kesakitan ayah Heri terus memberikan semangat klo ibu bisa dan anak ini pasti sehat.. maka setelah itu tepat jam 13.20 WIB lahirlah Muhammad Rafi Wicaksono dengan berat lahir 2,8 kg dan panjang 45 cm dengan selamat dan sehat.
Dari Buah hatiku tercinta |
Setelah dede keluar dan dipotong tali pusarnya langsung ditaruh didada ibu sambil sang dokter aksi jahit menjahit dan setelah dede dibersihkan dikamar itu juga langsung dede Rafi diberikan kepada ibu untuk diberikan ASI.. Ahamdulillah ASI dah keluar dan dede Rafi berhasil meminumnya.Setelah 2 jam pasca melahirkan ibu dipindahkan ke ruang perawatan dan dede Rafi pun ikut serta jadi malam itu dede Rafi tidur bersama ibu dan setiap 2 jam sekali ibu memberikan ASI walau capek namun keinginan untuk selalu memberikan ASI eklusif selama 6 bulan ditambah ASI plus MP-ASI selama 2 tahun menjadi semangat ibu untuk memberikan ASI tanpa susfor.
Alhamdulillah saat ini dede Rafi dah berusia 3 bulan 2 minggu dan ibu dah mulai beraktifitas dan masih meminum ASI yang simpan ibu selama ibu kerja. Berat dede Rafi dah 7 kg, sabtu kemaren imunisasi DPT+Hib. Semoga anak ibu yang ketiga ini.. menjadi anak yang SHOLEH, SEHAT dan PINTAR.. Amin...